Recent Posts

Translate

Artikel Tema


                                  Bounding Attachment

Pengertian Bounding Attachment

  1. Klause dan Kennel (1983): interaksi orang tua dan bayi secara nyata, baik fisik, emosi, maupun sensori pada beberapa menit dan jam pertama segera bayi setelah lahir.
  2. Nelson (1986), bounding: dimulainya interaksi emosi sensorik fisik antara orang tua dan bayi segera setelah lahir, attachment: ikatan yang terjalin antara individu yang meliputi pencurahan perhatian; yaitu hubungan emosi dan fisik yang akrab.
  3. Saxton dan Pelikan (1996), bounding: adalah suatu langkah untuk mengunkapkan perasaan afeksi (kasih sayang) oleh ibu kepada bayinya segera setelah lahir; attachment: adalah interaksi antara ibu dan bayi secara spesifik sepanjang waktu.
  4. Bennet dan Brown (1999), bounding:  terjadinya hubungan antara orang tua dan bayi sejak awal kehidupan, attachment: pencurahan kasih sayang di antara individu.
  5. Brozeton (dalam Bobak, 1995): permulaan saling mengikat antara orang-orang seperti antara orang tua dan anak pada pertemuan pertama.
  6. Parmi (2000): suatu usaha untuk memberikan kasih sayang dan suatu proses yang saling merespon antara orang tua dan bayi lahir.
  7. Perry (2002), bounding: proses pembentukan attachment atau membangun ikatan; attachment: suatu ikatan khusus yang dikarakteristikkan dengan kualitas-kualitas yang terbentuk dalam hubungan orang tua dan bayi.
  8. Subroto (cit Lestari, 2002): sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan keterikatan batin antara orang tua dan bayi.
  9. Maternal dan Neonatal Health: adalah kontak dini secara langsung antara ibu dan bayi setelah proses persalinan, dimulai pada kala III sampai dengan post partum.
  10. Harfiah, bounding: ikatan; attachment: sentuhan.

Tahap-Tahap Bounding Attachment

  1. Perkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak mata, menyentuh, erbicara, dan mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya.
  2. Bounding (keterikatan)
  3. Attachment, perasaan sayang yang mengikat individu dengan individu lain.
Menurut Klaus, Kenell (1982), bagian penting dari ikatan ialah perkenalan.

Elemen-Elemen Bounding Attachment

  1. SentuhanSentuhan, atau indera peraba, dipakai secara ekstensif oleh orang tua dan pengasuh lain sebagai suatu sarana untuk mengenali bayi baru lahir dengan cara mengeksplorasi tubuh bayi dengan ujung jarinya.
  2. Kontak mata – Ketika bayi baru lahir mampu secara fungsional mempertahankan kontak mata, orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling memandang. Beberapa ibu mengatakan, dengan melakukan kontak mata mereka merasa lebih dekat dengan bayinya (Klaus, Kennell, 1982).
  3. Suara – Saling mendengar dan merespon suara anata orang tua dan bayinya juga penting. Orang tua menunggu tangisan pertama bayinya dengan tegang.
  4. Aroma – Ibu mengetahui bahwa setiap anak memiliki aroma yang unik (Porter, Cernoch, Perry, 1983). Sedangkan bayi belajar dengan cepat untuk membedakan aroma susu ibunya (Stainto, 1985).
  5. Entrainment – Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa. Mereka menggoyang tangan, mengangkat kepala, menendang-nendangkan kaki, seperti sedang berdansa mengikuti nada suara orang tuanya. Entrainment terjadi saat anak mulai berbicara. Irama ini berfungsi memberi umpan balik positif kepada orang tua dan menegakkan suatu pola komunikasi efektif yang positif.
  6. Bioritme – Anak yang belum lahir atau baru lahir dapat dikatakan senada dengan ritme alamiah ibunya. Untuk itu, salah satu tugas bayi baru lahir ialah membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberi kasih sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang responsif. Hal ini dapat meningkatkan interaksi sosial dan kesempatan bayi untuk belajar.
  7. Kontak dini – Saat ini , tidak ada bukti-bukti alamiah yang menunjukkan bahwa kontak dini setelah lahir merupakan hal yang penting untuk hubungan orang tuaanak.
Namun menurut Klaus, Kennel (1982), ada beberapa keuntungan fisiologis yang dapat diperoleh dari kontak dini :
  1. Kadar oksitosin dan prolaktin meningkat.
  2. Reflek menghisap dilakukan dini.
  3. Pembentukkan kekebalan aktif dimulai.
  4. Mempercepat proses ikatan antara orang tua dan anak (body warmth (kehangatan tubuh); waktu pemberian kasih sayang; stimulasi hormonal).

Prinsip-Prinsip dan Upaya Meningkatkan Bounding Attachment

  1. Dilakukan segera (menit pertama jam pertama).
  2. Sentuhan orang tua pertama kali.
  3. Adanya ikatan yang baik dan sistematis berupa kedekatan orang tua ke anak.
  4. Kesehatan emosional orang tua.
  5. Terlibat pemberian dukungan dalam proses persalinan.
  6. Persiapan PNC sebelumnya.
  7. Adaptasi.
  8. Tingkat kemampuan, komunikasi dan keterampilan untuk merawat anak.
  9. Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam memberi kehangatan pada bayi, menurunkan rasa sakit ibu, serta memberi rasa nyaman.
  10. Fasilitas untuk kontak lebih lama.
  11. Penekanan pada hal-hal positif.
  12. Perawat maternitas khusus (bidan).
  13. Libatkan anggota keluarga lainnya/dukungan sosial dari keluarga, teman dan pasangan.
  14. Informasi bertahap mengenai bounding attachment.

Keuntungan Bounding Attachment

  1. Bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap sosial.
  2. Bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi.

Hambatan Bounding Attachment

  1. Kurangnya support sistem.
  2. Ibu dengan resiko (ibu sakit).
  3. Bayi dengan resiko (bayi prematur, bayi sakit, bayi dengan cacat fisik).
  4. Kehadiran bayi yang tidak diinginkan.








                                          Masa Nifas


Nifas adalah masa pembersihan rahim, ketika jaringan sisa-sisa plasenta dan dinding rahim dikeluarkan oleh tubuh. Beberapa jam setelah persalinan, ibu hamil akan mengalami masa nifas yang umumnya terjadi selama 6 minggu atau 40 hari.
Menurut dr.Muhammad Taufik CH, Sp.OG dari RS Bersalin Putra Delima, Bumi Serpong Damai, Tangerang, secara umum keluarnya darah nifas dapat terjadi dalam 4 tahap, yakni:
1. Lokia lubra (merah) Seminggu pertama masa nifas darah yang keluar biasanya berupa darah segar berwarna merah bersamaan dengan jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo (rambut bayi), dan mekonium (kotoran bayi saat dalam kandungan). Lokia lubra mengandung banyak kuman.
2. Lokia sanguelenta Satu sampai dua minggu berikutnya darah yang keluar berwarna merah dan berlendir yang disebut lokia sanguelenta.
3. Lokia serosa Dua minggu berikutnya, cairan yang keluar berwarna kekuningan. Kandungannya sekarang berupa jaringan serosa atau sisa-sisa pengaruh hormon dan lainnya.
4. Lokia alba Selanjutnya cairan yang keluar sudah berwarna putih biasa dan bening. Ini normal dan tandanya sudah memasuki tahap pemulihan. Keempat tahapan tersebut memakan waktu berkisar 6 minggu. Kecuali bila terjadi infeksi.
Selama masa nifas sangat penting menjaga kebersihan. Tanpa kebersihan yang memadai infeksi mudah terjadi. Itu pula yang menjadi alasan dilarangnya hubungan seksual semasa masa nifas, yaitu dikhawatirkan sisa-sisa kehamilan yang seharusnya keluar dari rahim kembali terbawa ke dalam dan akhirnya menimbulkan infeksi.










                             POSTPARTUM BLUES...

Seorang ibu yang berada pada periode pascapartum mengalami banyak Seorang ibu yang berada pada periode pascapartum mengalami banyak perubahan baik perubahan fisik maupun psikologi. Perubahan psikologi pascapartum pada seorang ibu yang baru melahirkan terbagi dalam tiga fase:
taking in dimana pada fase ini ibu ingin merawat dirinya sendiri, banyak bertanya dan bercerita tentang pengalamannya selama persalinan yang berlangsung 1 sampai 2 hari.
taking hold dimana pada fase ini ibu mulai fokus dengan bayinya yang berlangsung 4 sampai 5 minggu.
fase letting-go dimana ibu mempunyai persepsi bahwa bayinya adalah perluasan dari dirinya, mulai fokus kembali pada pasangannya dan kembali bekerja mengurus hal-hal lain.
Perubahan tersebut merupakan perubahan psikologi yang normal terjadi pada seorang ibu yang baru melahirkan. Namun, kadang-kadang terjadi perubahan psikologi yang abnormal. Gangguan psikologi pascapartum dibagi menjadi tiga kategori yaitu postpartum blues atau kesedihan pascapartum, depresi pascapartum nonpsikosis, dan psikosis pascapartum.
Postpartum blues dapat terjadi sejak hari pertama pascapersalinan atau pada saat fase taking in, cenderung akan memburuk pada hari ketiga sampai kelima dan berlangsung dalam rentang waktu 14 hari atau dua minggu pasca persalinan. Postpartum blues merupakan gangguan suasana hati pascapersalinan yang bisa berdampak pada perkembangan anak karena stres dan sikap ibu yang tidak tulus terus-menerus bisa membuat bayi tumbuh menjadi anak yang mudah menangis, cenderung rewel, pencemas, pemurungdan mudah sakit. Keadaan ini sering disebut puerperium atau trimester keempat kehamilan yang bila tidak segera diatasi bisa berlanjut pada depresi pascapartum yang biasanya terjadi pada bulan pertama setelah persalinan. Saat ini postpartum blues yang sering juga disebut maternity blues atau baby blues diketahui sebagai suatu sindrom gangguan afek ringan yang sering tampak dalam minggu pertama setelah persalinan.

Penyebab Postpartum Blues
Etiologi atau penyebab pasti terjadinya postpartum blues sampai saat ini belum diketahui. Namun, banyak faktor yang diduga berperan terhadap terjadinya postpartum blues, antara lain:
Faktor hormonal yang berhubungan dengan perubahan kadar estrogen, progesteron, prolaktin dan estradiol. Penurunan kadar estrogen setelah melahirkan sangat berpengaruh pada gangguan emosional pascapartum karena estrogen memiliki efek supresi aktifitas enzim monoamine oksidase yaitu suatu enzim otak yang bekerja menginaktifasi noradrenalin dan serotonin yang berperan dalam perubahan mood dan kejadian depresi.
Faktor demografi yaitu umur dan paritas.
Pengalaman dalam proses kehamilan dan persalinan.
Latar belakang psikososial ibu
Takut kehilangan bayinya atau kecewa dengan bayinya.

Gejala Postpartum Blues

Gejala – gejala postpartum blues tampak dari perubahan sikap seorang ibu yang baru melahirkan, antara lain: mudah tersinggung (iritabilitas), menangis dengan tiba-tiba, cemas yang berlebihan, mood yang labil, clouding of consciousness, gangguan selera makan, merasa tidak bahagia, tidak mau bicara, mengalami gangguan tidur, tidak bergairah khususnya terhadap hal-hal yang semula sangat diminatinya, sulit berkonsentrasi dan membuat keputusan.

Asuhan Keperawatan Postpartum Blues

Asuhan dan dukungan yang lebih awal dari perawat sangat penting dalam membantu orang tua memahami bahwa kondisi postpartum blues hanya bersifat sementara. Asuhan Keperawatan yang diberikan kpada ibu yang mengalami postpartum blues bersifat holistik meliputi perilaku, emosional, intelektual, sosial dan psikologis secara bersamaan dengan melibatkan lingkungannya yaitu suami, keluarga dan juga teman dekat si ibu.

Pengkajian: terhadap pasien postpartum Blues meliputi:
Kondisi Maternal. Meliputi faktor yang mempengaruhi perubahan peran setelah melahirkan seperti proses persalinan, kondisi bayi usia ibu, pengalaman ibu dengan persalinan sebelumnya, dan sosial ekonomi.
Postpartum blues. Mengobservasi gejala-gejala postpartum blues
Pemeriksaan tambahan. Meliputi latar belakang budaya ibu, tingkat kedewasaan ibu, tingkat pengetahuan ibu, tingkat kesesuaian antara harapan ibu dengan keadaan bayi, dukungan suami, mengobservasi perilaku kedekatan ibu dan bayi, sikap yang diperlihatkan bayi dan sikap yang maladaptif dari masa pascamelahirkan.

Diagnosa dan implementasi Keperawatan

Diagnosa keperawatan postpartum blues yaitu
1. Resiko tinggi ketidakefektifan koping individu berkaitan perubahan emosional yang tidak stabil pada ibu
Implementasi:
Berikan lingkungan yang mendukung
Berikan kesempatan yang adekuat kepada ibu untuk istirahat dan tidur.
Berikan ibu keringanan dalam merawat bayi
Berikan pendidikan kesehatan bagi pasangan klien atau orang yang sangat penting tentang perilaku yang diharapkan.
2. Resiko tinggi terganggunya psikologi ibu berkaitan dengan kegagalan dalam pendekatan antara ibu dan bayi.Implementasi:
Berikan kebutuhan ibu pada fase taking in; berikan kesempatan pada ibu untukmengekspresikan perasaan yang sedang dialaminya.
Libatkan ibu untuk berpartisipasi dalam merawat bayinya; tempatkan bayi dan ibu dalamruangan yang sama jika kondisinya memungkinkan.
Berikan asuhan keperawatan pada bayi jika ibu sangat kelelahan untuk berpartisipasi. Berikanpendidikan pada ibu berhubungan dengan cara perawatan fisik, teknik menyusui bayi, awasiaktivitas fisik ibu, diskusikan keadaan bayi yang normal dan cara berkomunikasi dengan bayi.
Lakukan follow-up kesehatan komunitas untuk mengidentifikasi risiko seperti sudah berusiatua, dukungan sosial yang tidak adekuat, kegagalan dalam merawat bayi.

3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan penyebab, perjalanan dan penanganan postpartum blues.
4. Perubahan peran sebagai orang tua berhubungan dengan pengaruh komplikasi fisik dan emosional
Implementasi:
Berikan pendidikan kesehatan tentang postpartum blues pada ibu dan keluarga.
Berikan waktu untuk berinteraksi antara ibu dan bayi segera setelah proses kelahiran dankondisi bayi mengijinkan.
Berikan lingkungan yang mendukung untuk bertanya dan mengekspresikan perasaan.
Anjurkan lebih cepat dan sering kontak skin-to-skin dan eye-to eye antara ibu dan bayi .
Sediakan waktu yang cukup untuk memberikan informasi kepada orang tua tentang kondisibayi mereka dan membantu mereka dalam perawatan.
Anjurkan orang tua untuk berpartisipasi dalam perawatan bayi.Kembangkan pendekatan tim untuk mendukung dan memberikan semangat yang positifterhadap interaksi ibu dan bayi
























                                   Menopause


adalah berhentinya secara fisiologis siklus menstruasi yang berkaitan dengan tingkat lanjut usia perempuan. Seorang wanita yang mengalami menopause alamiah sama sekali tidak dapat mengetahui apakah saat menstruasi tertentu benar-benar merupakan menstruasinya yang terakhir sampai satu tahun berlalu. Menopause kadang-kadang disebut sebagai perubahan kehidupan. Kondisi ini juga ditemukan di beberapa spesies lain yang mengalami siklus seperti itu, seperti misalnya monyet rhesus[1] dan sejumlah cetacean[2]
Ketika menopause sudah mendekat, siklus dapat terjadi dalam waktu-waktu yang tidak menentu dan bukan hal yang aneh jika menstruasi tidak datang selama beberapa bulan. Pada usia empat puluh tahun, beberapa perubahan hormon yang dikaitkan dengan pra-menopause mulai terjadi. Penelitian telah membuktikan, misalnya, bahwa pada usia empat puluh tahun banyak wanita telah mengalami perubahan-perubahan dalam kepadatan tulang dan pada usia empat puluh empat tahun banyak yang menstruasinya menjadi lebih sedikit atau lebih pendek waktunya dibanding biasanya, atau malah lebih banyak dan/atau lebih lama. Sekitar 80% wanita mulai tidak teratur siklus menstruasinya. Kenyataannya, hanya sekitar 10% wanita berhenti menstruasi sama sekali tanpa disertai ketidakteraturan siklus yang berkepanjangan sebelumnya. Dalam suatu kajian yang melibatkan lebh dari 2.700 wanita, kebanyakan di antara mereka mengalami transisi pra-menopause yang berlangsung antara dua hingga delapan tahun.
Kecuali jika seseorang mengalami menopause secara tiba-tiba akibat operasi atau perawatan medis, pra-menopase dapat dianggap sebagai akhir dari suatu proses yang awalnya dimulai ketika seorang perempuan pertama kali mengalami menstruasi. Periode menstruasi pertama itu biasanya diikuti dengan lima atau tujuh tahun siklus yang relatif panjang, tidak teratur dan sering tidak disertai pembentukan sel telur. Akhirnya pada akhir usia belasan atau awal dua puluhan, lamanya siklus menjadi lebih pendek dan lebih teratur ketika wanita mencapai usia subur puncak, yang berlangsung selama kira-kira dua puluh tahun.
Pada usia empat puluhan, siklus mulai memanjang lagi. Meskipun kebanyakan orang cenderung percaya bahwa dua puluh delapan hari merupakan panjang siklus yang normal, penelitian telah membuktikan bahwa hanya 12,4% wanita benar-benar mempunyai siklus dua puluh delapan hari dan 20% dari semua wanita mengalami siklus tidak teratur.

Perubahan Hormon

Dua hingga delapan tahun sebelum menopause, kebanyakan wanita menjadi tak teratur ovulasinya. Selama tahun-tahun tersebut, folikel indung telur (kantung indung telur), yang mematangkan telur setiap bulan, akan mengalami tingkat kerusakan yang semakin cepat hingga pasokan folikel itu akhirnya habis. Penelitian menunjukkan bahwa percepatan rusaknya folikel ini dimulai sekitar usia tiga puluh tujuh atau tiga puluh delapan. Inhibin, zat yang dihasilkan dalam indung telur, juga semakin berkurang sehingga mengakibatkan meningkatnya kadar FSH (Follicle Stimulating Hormone - hormon perangsang folikel yang dihasilkan hipofise).
Bertolak belakang dengan keyakinan umum, kadar estrogen perempuan sering relatif stabil atau bahkan meningkat di masa pra-menopause. Kadar itu tidak bekurang selama kurang dari satu tahun sebelum periode menstruasi terakhir. Sebelum menopause, estrogen utama yang dihasilkan tubuh seorang wanita adalah estradiol. Namun selama pra-menopause, tubuh wanita mulai menghasilkan lebih banyak estrogen dari jenis yang berbeda, yang dinamakan estron, yang dihasilkan di dalam indung telur maupun dalam lemak tubuh.
Kadar testoteron biasanya tidak turun secara nyata selama pra-menopause. Kenyataannya, indung telur pasca-menopause dari kebanyakan wanita (tetapi tidak semua wanita) mengeluarkan testoteron lebih banyak daripada indung telur pra-menopause. Sebaliknya, kadar progesteron benar-benar mulai menurun selama pra-menopause, bahkan jauh sebelum terjadinya perubahan-perubahan pada estrogen atau testoteron dan ini merupakan hal yang paling penting bagi kebanyakan wanita.
Meskipun reproduksi tidak lagi merupakan tujuan, hormon-hormon reproduksi tetap memegang peran yang penting, yaitu peran-peran yang dapat meningkatkan kesehatan dan tidak ada kaitannya dengan melahirkan bayi. Hal ini dapat dilihat dalam kenyataan bahwa reseptor hormon steroid terdapat dalam hampir semua organ tubuh perempuan. Estrogen dan androgen (seperti halnya testoteron) adalah penting, misalnya untuk mempertahankan tulang yang kuat dan sehat serta jaringan vagina dan saluran kencing yang lentur. Baik estrogen maupun progesteron sama-sama penting untuk mempertahankan lapisan kolagen yang sehat pada kulit.














                             Depresi Menstrual



Keadaan ini pernah timbul pada masa adolesens yang kemudian hilang dengan sedirinya selama periode reproduktif (menjadi ibu) dan timbul lagi pada usia klimakteris. Pada saat ini sekalipun wanita tersebut tidak haid lagi, namun rasa depresif itu selalu saja timbul dengan interval waktu tidak tetap. Dan selalu tiba bersamaan dengan datangnya siklus haid. Tampaknya depresi tadi merupakan manifestasi dari kepedihan hati dan kekecewaan, bahwa wanita yabg bersangkutan menjadi kurang lengkap dan sempurna disebabkan oleh berhentinya fungsi reproduksi dan haid.
Cara mengatasi gangguan psikologis yang berhubungan dengan depresi menstrual yaitu :
a) Dukungan Informatif
 Memberikan konseling bahwa berhentinya haid adalah hal yang fisiologis dan akan dialami oleh semua wanita.
 Memberikan nasehat agar wanita tersebut mau dan bisa menerimastatus quo.
 Memberi nasehat agar dapat menerima keadaannya dengan lapang dada.
 Memberikan informasi agar selalu mengkomunikasikan setiap masalah atau perubahan yang terjadi kepada suaminya.
 Memberi nasehat untuk mencari tahu lebih banyak tentang hal yang dihadapi melalui media cetak, elektronik dan lain-lain.
 Memberi nasehat untuk mencari dukungan spiritual.
 Memberi contoh-contoh pengalaman poditif tentang wanita menopause.
 Menganjurkan untuk berolahraga.
 Memberi latihan penanganan stress.
 Memberi nasehat uabtuh konsultasi ke dr. Obgyn atau psikolog bila perlu.
b) Dukungan Emosional
 Mempunyai rasa empati terhadap hal yang dialami oleh wanita menopause.
 Melibatkan anggota keluarga terutama suami dalam memahami kandisi istrinya.
 Memberikan perhatian dan kepedulian kepada wanita tersebut.
 Menciptakan lingkungan kelurga yang nyaman, tenang, harmonis dan saling pengertian.
c) Dukungan Penghargaan
 Memberi penghormatan sehingga wanita tersebut merasa dihargai.
 Memberi dorongan/support sehingga wanita tersebut bisa percaya diri.
d) Dukungan Instrumental
 Memberi bantuan tenaga terhadap apa yang dibutuhkan oleh wanita menopause.
 Memberi bantuan materi (yang dilakukan keluarga )
2. Ide Delirius
Biasanya gejala tersebut berisikan ide delirus (kegilaan, nafsu-nafsu petualangan). Cara mengatasi gangguan psikologis yang berhubungan dengan ide delirius yaitu :
• Memberi nasehat agar lebih mendekatkan diri pada Tuhan.
• Memberi nasehat mengembangkan pikiran atau ide yang positif dalam hidup.
3. Masturbasi Klitoris
Ada kalanya pada wanita menopause timbul semacam seksual yang luar biasa hangat membara lagi dan ia sensitive sekali sengga wanita tersebut melakukan masturbasi klitoris (onani kelentir). Cara mengatasi gangguan psikologis masturbasi :
 Memberi nasehat untuk memenuhi kebutuhan sex secara sehat.
 Memberi nasehat untuk konsultasi ke ahli kebidanan untuk mendapat terapi.
 Memberi konseling bahwa wanita menopause bisa melakukan hubungan sex.
 Mengkomunikasikan masalah pada suami dan diharapkan suami mau membantu memecahkan masalah, mamberi dukungan kepada isrinya.



4. Aktifitas Hipomanis Semu
Wanita ini merasaklan seolah-olah vitalitas hidupnya jadi bertambah. Cara mengatasi gangguan psikologis ini yaitu :
o Memberi nasehat agar aktifitas yang dilakukan dapat mengarah ke hal-hal positif.
o Mengisi kegiatan dengan memperdalam kebudayaan atau bakat.
B. CARA MENGATASI INSOMIA, GANGGUAN KONSEP DIRI DAN INFATILE PADA MASA MENOPAUSE DENGAN KONSELING DAN KOLABORASI
Pada masa menopause terjadi perubahan yang menimbulkan gangguan diataranya insomia, gangguan konsep diri dan infantile. Cara mengatasinya adalah :
1. Kembangkan kebiasaan tidur dan mentaatinya, membaca bacaan ringan, nonton TV, acara santai, musik yang menyenangkan.
2. Makanlah jangan terlalu banyak/kemyang dan jangan kurang karena akan mengganggu tidur.
3. Atur kenyamanan diri, pastikan ruangan jangan terlalu panas/dingin dan kamar harus bersih juga rapih.
4. Dapatkan udara segar, jangan tidur dengan selimut menutupi kepala akan mengurangi oksigen dan menambah karbodioksida yang dihirup.
5. Batasi minum/cairan setelah jam 16.00 karena akan bak waktu malam hari.
6. Jernihkan pikiran, cobalah menyelesaikan masalah pada siang dan singkirkan semua kecemasan sebelum tidur.
7. Menunda jam tidur dan tidak tidur siang.
8. Mengerti dan menerima diri sendiri tulus ikhlas merupakan fitrah dari Tuhan.
9. Aktifitas social dan agama dapat memberikan kepuasan batin, memperkaya iman dan memberikan rasa berserah diri kepada-Nya.
10. Ketenangan dalam keluarga yaitu adanya pengeryian dan dorongan anggota kelurga akan membantu mengurangi gejala yang timbul, terasa ringan dan membawa kebahagiaan.
11. Pengobatan dengan esterogen dan kombinasi psikoterapi.







                                   
                                       Ide delirius

Jika pada usia pubertas sudah pernah muncul predisposisi psiko somatis dan gejala psikis histeris, nafsu-nafsu petualangan dan gangguan psikis lain, maka pada usia klimakteris ini predisposisi dan gejala-gejala abnormal tadi akan muncul kembali. Biasanya gejala tersebut berisikan ide delirius (kegilaan).
Cara mengatasi gangguan psikologis tersebut yaitu dengan :
1. Memberikan nasihat agar lebih mendekatkan diri pada Tuhan.
2. Memberikan nasihat mengembangkan pikiran-pikiran atau ide yang positif dalam kehidupannya.



                                  Masturbasi Klitoris

Ada kalanya pada wanita yang menopause timbul semacam kebutuhan seksual yang luar biasa seksualitasnya menjadi hangat membara lagi dan sensitif sekali sehingga wanita tersebut melakukan masturbasi klitoris (onani kelentit).
Cara mengatasi gangguan psikologis tersebut yaitu dengan :
a. Memberikan nasihat untuk memenuhi kebutuhan sex secara sehat dan hendaknya berkonsultasi ke ahli kebidanan (dr.Obgyn) untuk mendapat terapi.
b. Memberikan konseling bahwa hubungan sex bisa dilakukan walaupun oleh wanita menopause.
c. Mengkomunikasikan masalah pada suami dan diharapkan suami mau membantu serta memberi dukungan dalam memecahkan masalah.



                            Aktifitas Hipomanis Semu

Gangguan ini ditandai dengan seolah – olah wanita ini merasakan vitalitas hidupnya jadi bertambah. Ia merasa muda bagaikan gadis remaja dan selalu meyakinkan diri sendiri bahwa ia berambisi atau mampu memulai kehidupannya dari awal lagi.’
Cara mengatasi gangguan psikologis tersebut yaitu dengan memberi nasehat agar aktifitas yang dilakukan dapat mengarah ke hal-hal yang positif contohnya berolahraga, menghadiri ceramah, dll dan mengisi waktu dengan kegiatan yang memperdalam kebudayaan atau bakat, misalnya melukis, dll.




                                                Infantile


CARA MENGATASI INSOMIA, GANGGUAN KONSEP DIRI DAN INFATILE PADA MASA MENOPAUSE DENGAN KONSELING DAN KOLABORASI
Pada masa menopause terjadi perubahan yang menimbulkan gangguan diataranya insomia, gangguan konsep diri dan infantile. Cara mengatasinya adalah :
1. Kembangkan kebiasaan tidur dan mentaatinya, membaca bacaan ringan, nonton TV, acara santai, musik yang menyenangkan.
2. Makanlah jangan terlalu banyak/kemyang dan jangan kurang karena akan mengganggu tidur.
3. Atur kenyamanan diri, pastikan ruangan jangan terlalu panas/dingin dan kamar harus bersih juga rapih.
4. Dapatkan udara segar, jangan tidur dengan selimut menutupi kepala akan mengurangi oksigen dan menambah karbodioksida yang dihirup.
5. Batasi minum/cairan setelah jam 16.00 karena akan bak waktu malam hari.
6. Jernihkan pikiran, cobalah menyelesaikan masalah pada siang dan singkirkan semua kecemasan sebelum tidur.
7. Menunda jam tidur dan tidak tidur siang.
8. Mengerti dan menerima diri sendiri tulus ikhlas merupakan fitrah dari Tuhan.
9. Aktifitas social dan agama dapat memberikan kepuasan batin, memperkaya iman dan memberikan rasa berserah diri kepada-Nya.
10. Ketenangan dalam keluarga yaitu adanya pengeryian dan dorongan anggota kelurga akan membantu mengurangi gejala yang timbul, terasa ringan dan membawa kebahagiaan.
11. Pengobatan dengan esterogen dan kombinasi psikoterapi.

0 komentar:

Posting Komentar